Liput Kepulangan Jamaah Haji Belitung, Dua Jurnalis Ini Tak Kuasa Membendung Air Mata

- 30 Juni 2024, 23:16 WIB
Penyambutan kepulangan jamaah haji asal Belitung di Bandara HAS Hanandjoeddin Belitung, Minggu 30 Juni 2024.
Penyambutan kepulangan jamaah haji asal Belitung di Bandara HAS Hanandjoeddin Belitung, Minggu 30 Juni 2024. /

Meskipun tangisnya tidak pecah, namun mata April sapaan akrabnya juga terlihat berkaca-kaca.

"Kami menjadi saksi pada saat pelepasan dan penyambutan kepulangan jamaah haji Belitung. Apalagi ada satu orang jamaah haji asal Belitung wafat di sana. Semua orang berharap pergi lengkap dan pulang lengkap. Namun
Allah SWT lebih sayang dengan H. Abdul Rani Rasyid (74) atau kami biasa memanggilnya Ayah Agok beliau wafat di Tanah Suci," jelasnya.

Menurut April, meliput pelepasan dan pemulangan jamaah haji melibatkan perasaan tidak hanya sebatas kata-kata saja. Sehingga terkadang timbul perasaan yang cukup emosional dan rasa haru yang mengharu biru.

"Salah satunya adalah pada momentum ini (penjemputan kedatangan jamaah haji) karena kita tahu bahwa ibadah haji adalah ibadah fisik yang menguras tenaga sehingga tidak mudah apabila di tengah kondisi suhu Arab Saudi yang mencapai 50 derajat celsius di sana," paparnya.

April menjelaskan, menangis bagi seorang pewarta saat meliput maupun menulis berita adalah hal yang alamiah dan biasa saja. Hal tersebut terjadi karena menulis berita terkadang melibatkan perasaan maupun sisi emosional.

"Apabila menangis karena meliput maupun menulis berita itu adalah pelepas dahaga kekeringan kalbu maupun hati. Karena wartawan juga manusia. Terkadang jumud menulis berita maupun deadline lain. Ketika ada getaran rasa sedih kemudian menangis bagi saya itu oase atau kelegaan batin, itulah dimensi seorang jurnalis yang mungkin tak diketahui banyak orang," sebut April.***

Halaman:

Editor: Angga


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah