Network
Betare Belitong - Dalam tradisi Islam, pertanyaan yang diajukan oleh malaikat kepada Allah tentang keputusan-Nya untuk menciptakan manusia memiliki kedalaman filosofis dan spiritual yang mendalam.
Al-Qur'an menggambarkan momen ini sebagai sebuah dialog yang mencerminkan kekhawatiran para malaikat terhadap potensi kejahatan manusia. Namun, di balik pertanyaan mereka, terkandung hikmah yang mendalam yang ditunjukkan oleh Allah.
Menyoroti Ayat Al-Qur'an dalam surat Al Baqarah ayat 30, kita disuguhkan dengan momen ketika Allah mengumumkan niat-Nya untuk menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi. Para malaikat, dalam keresahan mereka, bertanya kepada-Nya mengenai alasan di balik penciptaan manusia, khawatir bahwa manusia akan menimbulkan kerusakan dan kekacauan di bumi.
Namun, pertanyaan ini tidak dimaksudkan sebagai protes, melainkan sebagai upaya untuk memahami maksud dan hikmah di balik rencana Allah.
Salah satu penafsiran mengenai "al hin" dan "al bin" menyatakan bahwa mereka merupakan golongan jin yang telah menghuni bumi sebelum kedatangan manusia.
Mereka terlibat dalam tindakan kekerasan dan pertumpahan darah, yang menyebabkan Allah mengutus malaikat untuk mengusir mereka.
Kisah ini menyoroti realitas kehidupan sebelum manusia dan memperkuat kekhawatiran malaikat tentang potensi kejahatan manusia.
Namun, Allah dengan tegas menegaskan bahwa Dia lebih mengetahui tentang hikmah penciptaan manusia daripada yang diketahui oleh malaikat.
Meskipun malaikat memiliki kekhawatiran mereka, Allah menegaskan bahwa penciptaan manusia memiliki tujuan dan hikmah yang lebih besar yang tidak sepenuhnya dipahami oleh malaikat.
