Israel Siap Menghadapi Ancaman Iran: Komitmen Netanyahu dan Respons AS

- 12 April 2024, 21:28 WIB
Israel dan Iran di Ambang Perang Ketegangan Meningkat.
Israel dan Iran di Ambang Perang Ketegangan Meningkat. / X.com @RoyaNewsEnglish/

Betare Belitong - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Israel telah mempersiapkan diri secara defensif dan ofensif untuk menghadapi segala kemungkinan serangan dari Iran.

Pernyataan ini disampaikannya saat kunjungan ke Pangkalan Udara Tel Nof di Israel, di mana ia berdiskusi dengan anggota Skuadron ke-133 yang bertugas di jet tempur F-15.

Saat berinteraksi dengan pilot, Netanyahu menyoroti tantangan besar yang dihadapi Israel, terutama dalam konteks konflik di Gaza. Dia memperkuat prinsip bahwa Israel akan memberikan respons yang setimpal terhadap siapapun yang merugikan negaranya, baik secara defensif maupun ofensif.

Komandan Komando Pusat AS, Jenderal Michael Kurilla, tiba di Israel untuk memperketat koordinasi antara Israel dan Amerika Serikat dalam menghadapi potensi serangan dari Iran. Ini menandai langkah serius dalam mempersiapkan pertahanan yang terkoordinasi.

Ketegangan di wilayah tersebut semakin meningkat, dengan Iran bersumpah akan membalas serangan udara yang terjadi pada April. Sementara itu, pemerintah AS juga memperkuat komitmennya untuk melindungi Israel, menanggapi permintaan yang disampaikan oleh Israel sendiri.

Rusia juga terlibat dalam upaya untuk menekan eskalasi konflik, memperingatkan negara-negara di Timur Tengah untuk menahan diri. Meski demikian, ketegangan terus meningkat dengan ancaman serangan dari kedua belah pihak.

Kemungkinan serangan Iran terhadap Israel atau proksinya diyakini oleh para pejabat AS, dengan potensi penggunaan rudal presisi tinggi. Ini telah memicu kewaspadaan tinggi di Israel, dengan negara tersebut melakukan latihan bersama dengan Siprus.

Situasi semakin rumit dengan upaya diplomatik yang terus berlanjut, namun ketegangan tetap tinggi. Pembicaraan mengenai gencatan senjata juga dihalangi oleh Israel, yang percaya bahwa langkah tersebut akan mengakhiri partai Likud.

Dengan Israel dan Iran di ambang pecah perang, upaya diplomasi dan koordinasi pertahanan terus dilakukan untuk mencegah eskalasi yang lebih lanjut. Meski demikian, situasi tetap tegang dan ketidakpastian terus mengintai di wilayah tersebut.***

Editor: Angga


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah